KABARJABAR.net – Kebijakan larangan study tour oleh Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi atau KDM membuat biro perjalanan wisata menjerit.
Pasalnya, program study tour yang dilakukan oleh sekolah menjadi satu dari sekian pangsa pasar yang diincar pegiat jasa wisata.
Dikutip dari Radar Cirebon, Meski hanya mengambil keuntungan tak banyak, namun intensitas keberangkatan studi tour yang cukup tinggi, dapat menjadi peluang pendapatan bagi para biro perjalanan.
Wisata yang dikemas dalam bentuk study tour, kunjungan industri hingga outing class, armada bus pariwisata yang disewa lebih sering diatas satu unit.
Pemerhati Biro Perjalanan Wisata asal Cirebon, Tri membenarkan jika mendapat kesepakatan kerja sama dengan pihak sekolah, dapat menambah rasa percaya diri dan popularitas usahanya.
Namun, dengan adanya kebijakan larangan study tour oleh KDM, hampir semua biro perjalanan wisata yang punya ceruk pangsa pasar di ranah pendidikan mengeluh.
Itu dikatakan oleh Ketua Asosiasi Pujawisata eks Karesidenan Pekalongan, Suraji. Menurut dia, larangan study tour ke luar daerah oleh KDM sudah membuat gaduh dunia pariwisata.
“Saat ini, sebagai rasa simpatik kami pada pelaku pariwisata di Jabar, kami mengambil sikap untuk tidak melayani perjalanan ke Jawa Barat,” ungkapnya belum lama ini di Cirebon.
Sementara itu, Pemerhati Pariwisata Tri Novianti menyoroti sisi lain study tour yang sering dikeluhkan oleh orangtua siswa.
Menurut dia, ada oknum-oknum tertentu yang menikmati cuan dari pelaksanaan wisata pendidikan tersebut.
Tri mengungkapkan bahwa banyak juga biro perjalanan wisata yang mengeluh karena pihak sekolah mengelola perjalanan wisata sendiri.
Bahkan, tidak sedikit oknum sekolah yang menjual paket wisata kepada para siswa lebih tinggi dari standar harga yang ditetapkan biro perjalannya.
Oleh karena itu, Tri mendukung kebijakan KDM terkait pelaksanaan study tour di Jawa Barat.
Senada dengannya, salah satu Biro Perjalanan Wisata asal Kuningan, Deny juga mengaku bingung dengan pernyataan KDM tentang study tour.
Terlebih, dirinya sudah mulai menerima banyak pembatalan keberangkatan dari rombongan sekolah yang menggunakan jasanya. (Riandy Hidayat)