BERITASEJABAR.id – Ribuan sekolah tingkat menengah atas di Jawa Barat memulai pembelajaran tatap muka perdana semenjak terjadi pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dedi Supandi menyatakan PTM tersebut digelar secara terbatas dengan menggunakan dua pola yakni pola shift dan blok.
Pada tahap pertama ini, hanya 25 persen anak yang masuk sekolah dengan sistem shift. Sisanya masih menjalankan pola pembelajaran jarak jauh (PJJ) sambil menunggu giliran untuk pembelajaran tatap muka.
“Yang menggunakan pola Shift misalnya, mereka melakukan seperti di teman-teman SMA masuk jam 07.00 WIB, keluar jam 10.30, nanti setelah itu melakukan penyemprotan disinfektan, nanti yang shift siangnya jam 13.00 sudah disemprot yang shif siang,” kata Dedi, Rabu (8/9).
Dari total 4.966 sekolah tingkat menengah di Jawa Barat, jumlah yang menggelar pembelajaran langsung pada tahap pertama ada 1.471 sekolah. Rinciannya, 4.131 sekolah kategori swasta dan 835 sekolah negeri.
Terkait pengawasan yang dilakukan oleh pihak sekolah, Dedi menegaskan pihak satuan pendidikan harus reaktif saat mendapatkan satu kasus Covid-19 dengan cara melaporkannya ke puskesmas setempat, sekaligus menutup aktivitas pembelajaran tatap muka di sekolah sementara waktu.
Penutupan sementara pun bergantung pada level kedaruratan Covid-19 di kabupaten kota. “Kalau naik level lagi, maka hentikan sementara sesuai aturan di tanggal PPKM tersebut, tapi setelah selesai itu berlaku kembali,” ujarnya.
Disinggung mengenai vaksinasi siswa, ia menyatakan bahwa hal tersebut terus berjalan secara paralel. Untuk vaksinasi guru, saat ini secara kuantitas lebih banyak menyasar yang bertugas di sekolah menengah pertama.
“Hanya sekolah saat ini baru mencapai 28 persen untuk SMA, pelajar level 12 tahun SMP sudah mencapai 63 persen, kalau tak salah. Bulan September Oktober ini terus fokus naik,” tutup Dedi.