BERITASEJABAR.id – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) tengah membuat master plan agar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia menjadi bagian dari rantai pasok industri pembuat komponen seperti di Korea Selatan, Taiwan, Jepang, dan Malaysia.
Di masa pandemi Covid-19, katanya, salah satu bisnis yang masuk dalam kelompok pemenang dan mampu mendorong pemulihan ekonomi adalah produsen alkes.
“Kita harus mengejar ini. Tidak boleh kalah dengan negara lain karena Indonesia mampu,” ujar Menkop UKM Teten Masduki dalam keterangan pers, Jakarta, Minggu (19/9/2021).
Dalam kunjungan ke pabrik CV Nuri Teknik (Nuritek) di Cianjur Menkop menyatakan Indonesia mampu menciptakan UMKM berteknologi tinggi dan berstandar internasional.
Dia menilai adanya Nuritek dapat dijadikan contoh oleh pelaku UMKM yang bisa mengandalkan desain dan teknologi yang mampu berinovasi serta kreatif.
Lebih lanjut, dinyatakan bahwa Nuritek merupakan usaha yang fokus pada pembuatan berbagai alat-alat kesehatan (alkes), baik untuk keperluan kedokteran, rumah sakit, maupun manufaktur umum.
“Sebagai produsen dalam negeri, Nuritek sukses menjadi supplier alat-alat kedokteran dan rumah sakit yang telah tersebar hampir ke seluruh provinsi di Indonesia,” ucap Menkop.
Di samping itu, kata dia, Nuritek juga telah memanfaatkan portal Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKKP), di mana pemerintah pusat dan daerah mengalokasikan minimal 40 persen belanjanya untuk produk UMKM dan Koperasi.
“Kebijakan ini tertuang dalam Perpres (Peraturan Presiden) 12 tahun 2021. Total alokasi anggaran pada 2021 ini sebesar Rp 460 triliun,” sebut Teten.
Sebagai produsen dalam negeri, Nuritek diharapkan dapat terus mengharumkan karya anak bangsa dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak untuk penggunaan produk dalam negeri.
Pemilik CV Nuri Teknik Ahmad Sarifudin memaparkan Nuritek telah memproduksi alkes selama lebih dari 30 tahun. Mulai dari masker, alat Ultrasonografi (USG), meja operasi, hingga tempat tidur pasien.
Jumlah yang diproduksi hingga saat ini, kata dia, mencapai lebih dari 500 unit.
“Kami bersyukur, seperti mendapat karpet merah dari pemerintah sejak pemerintah menutup beberapa produk impor dan mengganti dengan produk UMKM yang mampu mensubstitusi impor,” ujar Ahmad.