Guru Berperan Besar Meng-Edukasi Kesetaraan Gender dan
Menjaga Marwah Sebagai Pahlawan Pendidikan
( Gender Perspektif Islam
Siti Solihah, S.Ud., M.Ag. M.M. CDT. C. IET (Guru MA Ibnu Rusyd Bandung dan Dosen Perguruan Tinggi)
Kabar jabar net. Hari Kartini adalah momentum emas untukĀ merefleksi kembali peran perempuan dalam membangun bangsa dan umat. Bagi muslimah, Kartini bukan sekadar simbol perjuangan gender, tapi juga inspirasi untuk menjadi pribadi yang cerdas, tangguh, dan bertakwa. Di negara kita, setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Acara tahunan iniĀ memperingati Raden Adjeng Kartini, seorang wanita bangsawan Jawa abad ke-19 dan pelopor gerakan hak-hak perempuan Indonesia, khususnya di bidang pendidikan dan kesetaraan gender.
Lalu apa sih keseteraan gender itu???
menurut Muhtar (2002), bahwa gender dapat diartikan sebagai jenis kelamin sosial atau konotasi masyarakat untuk menentukan peran sosial berdasarkan jenis kelamin. Kartini untukĀ mewujudkan kesetaraan kesempatan antara laki-laki dan perempuan di era modern yang secara khusus terutama dalam bidang pendidikan dan secara umum kesetaraan gender di semua bidang. PerjuangannyaĀ mematahkan anggapan bahwa perempuan hanya cukup di rumah. Kini, perempuan bisa bebas meraih pendidikan tinggi, mengejar ilmu, dan mewujudkan cita-cita tanpa batas. Kartini ingin membuktikan bahwa perempuan punya potensi besar yang layak didengar dan diakui. Selain itu, peringatan Hari Kartini merupakan wujud rasa syukur kita akan kemurahan Allah SWT yang telah mengutus pejuang bangsa. Harapannya, dengan peringatan Hari Kartini ini, terutama di kalangan siswa perempuan, untuk terus meraih Pendidikan tinggi, mengejar ilmu dan mewujudkan cita-cita tanpa batas.
“Ibu Kita Kartini” adalahĀ lagu penghormatan kepada Raden Ajeng Kartini, pahlawan emansipasi perempuan Indonesia. Lagu ini menggambarkan Kartini sebagai sosok pejuang yang cerdas, bijak, dan memiliki cita-cita tinggi untuk kemajuan kaum wanita Tanah Air. Sejatinya RA Kartini dalam memperjuangkan kaum wanita agarĀ memperoleh kebebasan, otonomi serta persamaan hukumĀ menjadikan sosok RA Kartini yang sangat tangguh dan mandiri. Sedari kecil, RA kartini merasa bahwa perempuan memiliki hak yang sama untuk dapat memperoleh pendidikan.
Kartini meyakini bahwaĀ melalui pendidikan, perempuan dapat membebaskan diri dari belenggu tradisi dan mencapai potensi penuh mereka. Pesan ini tetap relevan hingga saat ini, di mana pendidikan masih menjadi kunci utama untuk memerangi ketidaksetaraan gender dan memajukan perempuan dalam berbagai bidang.
Peringatan Hari Kartini harus menjadi momentum bagi kita semua untuk tetap mempertahankan nilai-nilai kesetaraan Gender dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana peran guru terutama guru PAI dalam mengedukasi kesetaraan gender dan menjaga Marwah sebagai pahlawan pendidikan?
Guru PAI memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari sekedar mengajar materi Pelajaran. Guru juga berperan dalam menanamkan adab, nilai-nilai moral, membentuk karakter siswa juga mengedukasi pemikiran dan pandangan dunia kepada para siswanya. Seperti hal nya, Kartini menjadi pelopor Pendidikan untuk Perempuan, maka guru masa kini juga harus berperan sebagai pemimpin Pendidikan yang mendorong kesetaraan gender. Sehingga seorang guru dituntut harus menjadi sosok Kartini baru yang akan mendorong terjadinya kesetaraan gender. Para guru harus dapat membentuk lingkungan kelas yang dapat saling mendukung akan perkembangan potensi semua siswa tanpa harus memandang latar belakang seperti jenis kelamin.
Guru seperti Kartini juga harus dapat mampu membimbung para siswa di dalam kelas agar mampu dibentuk memiliki mental dan emosional yang kuat. Tentunya pembentukan hal tersebut diperlukan bagi para siswa dalam menghadapi berbagai tantangan dan diskriminasi yang akan dialami para siswa di depan mata nantinya. Melihat dari sosok guru yang selalu mengemban sifat-sifat Kartini yang selalu semangat. Maka kini seseorang perempuan akan tetap dapat memberikan inspirasi dan memberikan kontribusi yang besar dalam berbagai bidang yang digelutinya.
Dari sekian banyak konsep yang didasari oleh pemikiran sosok guru yang membawa semangat dari tokoh Kartini berupa pentingnya pendidikan tinggi bagi perempuan. Maka guru-guru masa kini harus dapat mendorong bagi para siswa agar mengejar pendidikan setinggi-tingginya sambil meraih mimpi-mimpi yang dipikirkan oleh setiap siswa. Dimana pihak guru dapat memberikan contoh akan sosok perempuan sukses yang telah meniti jenjang pendidikan tinggi dan mencapai prestasi di berbagai bidang yang digeluti.
SETIAP ORANG PASTI INGIN MENERIMA PERLAKUAN YANG SAMA DAN TIDAK DIDISKRIMINASI BERDASARKAN GENDER. NAMUN APAKAH BENAR SAAT INI LINGKUNGAN KITA SUDAH RAMAH GENDER?
Saya jadi ingin bercerita beberapa pengalaman yang menurut saya belum ramah gender, dan hal itu terjadi di lingkungan saya sendiri. Bahkan mungkin secara tak sadar saya sendiri
Pertanyaan yang Tak Ramah Gender
āNgapain perempuan sekolah tinggi-tinggi, ujung-ujungnya balik ke dapur juga.ā
Kalian para perempuan sering mendengar kalimat di atas? Saya sendiri sering sekali mendengar kalimat tersebut. Kalimat yang sering terlontar dari saudara-saudara, tetangga di kampung halaman bahkan di lingkungan keluarga kita sendiri.
Awalnya saya maklum mereka berbicara seperti itu, karena kondisinya di kampung saya banyak anakĀ perempuanĀ yang tidak lanjut sekolah dan memilih menikah muda. Banyak faktor kenapa terjadi seperti itu, mulai dari anaknya yang memang malas sekolah, sampai himpitan ekonomi sehingga orangtuanya tidak bisa membiayai sekolah.
Namun, lama-lama saya juga mulai jengah, apalagi yang kini saya berprofesi sebagai guru.
Lingkungan saya di kampung memang masih banyak yang bias gender, tapi jika mendengar cerita teman-teman lain, mereka pun sering mendapatkan pertanyaan yang sama. Jadi, kalau saya lihat memang masih banyak orang sekitar kita yang masih bias gender. Guru berperan mengedukasi gender kepada siswanya agar dibentuk memiliki mental dan emosional yang kuat. Tentunya pembentukan hal tersebut diperlukan bagi para siswa dalam menghadapi berbagai tantangan dan diskriminasi yang akan dialami para siswa di depan mata nantinya, agar mengejar pendidikan setinggi-tingginya sambil meraih mimpi-mimpi yang dipikirkan oleh setiap siswa dan mampu mentransfer pemahamannya kepada orang tua atau keluarganya.
Siapa Guru Pahlawan Itu ?
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, guru dilabeli sebagai āPahlawan tanpa tanda jasaā. Label ini di satu sisi terasa menyanjung hati guru, namun di sisi lain dapat pula meruntuhkan āmarwah guruā. Kapan label āPahlawan tanpa tanda jasaā dirasa sebagai sanjungan? Yaitu apabila guru mampu memerankan dirinya sebagai sosok pahlawan bagi kehidupan bangsa dan negara.
Ia menunjukkan nilai-nilai kepahlawanan dalam proses pembelajaran. Sebaliknya, jika guru tak mampu mewujudkan nilai-nilai kepahlawanan dalam kegiatan pembelajaran, gelar āPahlawan tanpa tanda jasaā menjadi semacam āpenghinaanā bagi profesi keguruan.
Guru yang tidak hanya memiliki tanggung jawab dari sekadar mengajar materi Pelajaran, tetapi guru yang jiwanya tidak akan tenang jika siswanya adab/etika kurang baik, siswanya belum mampu membaca Al-Qurāan, belum mampu mempersembahkan perubahan positif bagi dunia pendidikan tempatnya ia mengabdi. Oleh sebab itu, guru tipe ini akan selalu berusaha mencari inovasi-inovasi pembelajaran sehingga pembelajaran yang ia lakukan membuahkan perubahan yang berarti bagi masa depan siswa utamanya dan masa depan bangsa dan negaranya.
Guru yang tipe inilah yang menurut penulis layak menyematkan predikat sebagai āPahlawan Pendidikanā, guru ini juga mengajar dengan hati tulus, tidak melihat honornya, Guru tipe inilah yang juga layak disebut sebagai guru yang mampu menjaga marwah guru sebagai āPahlawan tanpa tanda jasaā, Wallaahu aālam.
Bagaimana Cara Isam Memandang Kesetaraan Gender
ŁŁŁ
ŁŁŁ ŁŁŁŲ¹ŁŁ
ŁŁŁ Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŲµŁŁ°ŁŁŲٰت٠Ł
ŁŁŁ Ų°ŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ«Ł°Ł ŁŁŁŁŁŁ Ł
ŁŲ¤ŁŁ
ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁŁ°Ū¤ŁŁŁŁŁ ŁŁŲÆŁŲ®ŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¬ŁŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲøŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŲ±ŁŲ§
Siapa yang beramal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia beriman, akan masuk ke dalam surga dan tidak dizalimi sedikit pun. (Qs. An-Nisa : 124)
Islam sangat menekankan kesetaraan gender dalam segi Rohani. Tidak ada yang menjadi pembeda antara laki-laki dan perempuan ketika berlomba-lomba mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Dalam kata lain, keduanya akan mendapatkan pahala yang sama sesuai amal perbuatan yang dilakukannya.
Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa : 125, āDan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, … ā.
Dari ayat ini sangat jelas bahwa orang yang ikhlas menyerahkan diri kepada Allah lah yang terbaik tidak disebutkan bahwa ini hanya khusus laki-laki ataupun khusus perempuan saja. Secara rohani kita sama di mata Allah SWT, jadi tidak akan ada kekhawatiran siapa yang akan mendapatkan pahala dari-Nya yang lebih besar. Semua tergantung sikap dan sifat kita selama di dunia.
Mustafa Akyol mengajak kita merenungkan kembali nilai-nilai Islam tentang kesetaraan dan peran penting wanita dalam masyarakat Muslim melalui bukunya, Reopening Muslim Minds. Berikut perspektif mencerahkan dari Mustafa Akyol mengenai kesetaraan gender dalam Islam:
Pandangan Seimbang tentang Peran Wanita dalam Islam
Islam mengakui dan menghargai martabat wanita sebagai individu yang setara dengan laki-laki dalam pandangan Allah. Buku ini menegaskan bahwa semestinya pemahaman tradisional tentang wanita dapat disesuaikan dengan nilai-nilai kesetaraan yang lebih inklusif.
Pentingnya Pendidikan dan Keterampilan
Islam menekankan pentingnya pendidikan dan keterampilan bagi wanita. Melalui buku ini, Mustafa Akyol mendorong para wanita untuk berpendidikan dan mengembangkan keterampilan, sehingga dapat aktif berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan dan berkontribusi positif dalam masyarakat.
Kesempatan Ekonomi dan Kemandirian
Islam mengakui hak-hak ekonomi wanita, termasuk hak memiliki dan mengelola harta mereka sendiri. Melalui pendidikan dan kesempatan kerja, dalam Islam, wanita dihargai sebagai pilar yang kuat dalam membangun masyarakat yang sejahtera. Mustafa Akyol mengulasnya dalam buku tersebut.
Perlindungan terhadap Hak-Hak Wanita
Islam berlaku adil dan berpihak pada kesetaraan gender, melindungi wanita dari eksploitasi dan kekerasan. Penulis menggarisbawahi pentingnya melindungi hak-hak wanita dalam Islam.
Peran Perempuan dalam Sejarah Islam.
Wanita Muslim memiliki peran penting sebagai tokoh agama, cendekiawan, dan pemimpin dalam berbagai periode sejarah Islam. Dalam buku ini, Mustafa Akyol mengenang peran perempuan dalam sejarah Islam yang sering kali terlupakan.
Merangkul Nilai Kesetaraan
Kesetaraan gender dalam Islam adalah nilai universal yang harus dirangkul oleh seluruh masyarakat Muslim. Buku āReopening Muslim Mindsā mengajak kita menjauhkan pandangan dan praktik yang tidak sejalan dengan nilai-nilai kesetaraan dan menghadirkan perspektif Islam yang inklusif dan seimbang.
Reopening Muslim Minds memberi wawasan mencerahkan tentang nilai-nilai Islam yang mendukung kesetaraan dan martabat wanita. Dengan membuka pikiran dan mendalami ajaran Islam secara holistik, masyarakat Muslim dapat mengambil langkah maju dalam menerapkan kesetaraan gender sebagai bagian integral dari peradaban yang lebih inklusif dan harmonis.
Untuk itu, marilah kita sama-sama bertindak untuk kesetaraan gender. Guru berperan mengedukasi siswa dalam kesetaraan gender dan agar menjaga Marwah sebagai pahlawan Pendidikan.
“GENDER EQUALITY IS NOT A CONCEPT,
IT IS AN ACTION.ā
Kesetaraan Gender bukanlah sebuah konsep, ini adalah tindakan
Rama Farikesyit